Bahaya Strict Parents untuk Kesehatan Mental Anak
27-07-2023

Menjalani peran sebagai orang tua, Bunda pasti sudah seringkali mendengar soal pola asuh strict parents, bukan? Untuk mengetahui lebih jelas mengenai strict parents dan dampaknya pada kesehatan mental Si Buah Hati, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Pola Asuh Strict Parents?
Dalam sebuah jurnal pendidikan dan pengembangan pendidikan berjudul “Influence of Parenting Style on Children’s Behaviour” yang disusun oleh Samiullah Sarwar dari Habib Public School menjelaskan bahwa pola asuh strict parents sama halnya dengan authoritarian parenting atau pola asuh otoriter yang sangat ketat. Orang tua yang otoriter berusaha untuk mengevaluasi, membentuk dan mengontrol sikap serta perilaku anak-anak mereka sesuai dengan standar perilaku yang telah ditetapkan. Jika anak-anak gagal untuk mematuhi aturan yang sudah ditetapkan, maka mereka akan dihukum.
Latar belakang kebangsaan, budaya, maupun etika yang diyakini menjadi salah satu alasan mengapa sebagian orang tua menerapkan pola asuh strict parents. Lebih dari itu, orang tua yang otoriter juga percaya bahwa memerintah dengan ‘tangan besi’ merupakan cara terbaik untuk membuat anak-anaknya tetap terkendali dan berada di jalan yang benar.
Tracy Trautner, selaku pendidik anak usia dini dari Michigan State University menjelaskan mengenai gaya pengasuhan strict parents melibatkan beberapa hal berikut ini.
- Memiliki aturan ketat yang harus diikuti dan anak-anak akan mendapatkan hukuman jika tidak mematuhinya. Hukuman yang diberikan biasanya dapat berupa kekerasan, baik secara fisik maupun emosional.
- Perintah yang harus diikuti seringkali tanpa instruksi atau arahan yang jelas, misalnya kalimat seperti “Kalau Bunda suruh, kamu harus lakukan!”
- Orang tua yang merasa bahwa kepatuhan sama dengan cinta.
- Tidak ada komunikasi yang terbuka dalam gaya pengasuhan strict parents.
- Umumnya tidak ada sikap saling memberi dan menerima. Orang tua memiliki kontrol penuh terhadap keluarga.
- Orang tua yang otoriter tidak terlalu emosional atau penuh kasih sayang dan kritis terhadap anak-anaknya, terutama jika mereka gagal memenuhi harapannya.
- Tingkat responsif orang tua yang rendah dan tuntutan orang tua yang tinggi.
Bahaya Strict Parents
Meski kelihatannya gaya pengasuhan ini dapat membuat seorang anak menjadi patuh terhadap orang tuanya, namun tak sedikit juga dampak strict parents pada anak yang mengintai. Hal ini terjadi karena gaya pengasuhan yang terlalu ketat dan keras seringkali tidak diimbangi dengan cinta, kehangatan, dan rasa hormat kepada Si Buah Hati. Agar lebih waspada, simak beberapa ini beberapa dampak buruk strict parents yang bisa dialami oleh Si Buah Hati.
- Menjadi agresif, tetapi juga bisa menjadi tidak kompeten secara sosial, pemalu, dan tidak dapat membuat keputusan sendiri.
- Memiliki harga diri yang rendah dalam keluarga, penilaian karakter yang buruk, dan akan memberontak terhadap figur otoritas saat mereka dewasa.
- Anak-anak akan mencontoh perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua mereka ketika bersama teman sebayanya.
- Jarang belajar untuk berpikir dan mengambil keputusan sendiri.
- Mengalami kesulitan dalam mengelola kemarahan mereka dan sangat mudah marah.
Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Baca, Tulis, dan Hitung
Bagaimana Cara Menghindari Pola Asuh Strict Parents?
Alih-alih menjadi orang tua yang otoriter, usahakan untuk menerapkan pola asuh sebagai orang tua yang demokratis (authoritative parenting) untuk mencegah bahaya strict parents terhadap kesehatan mental Si Buah Hati. Berbeda dengan authoritarian parenting di mana orang tua yang memegang kendali atas anaknya secara penuh, authoritative parenting menunjukkan kehangatan dan kontrol yang tinggi dalam mendidik Si Buah Hati.
Authoritative parents akan tetap menetapkan batasan yang jelas bagi Si Buah Hati, namun dapat menjadi panutan yang baik dan akan selalu memuji mereka atas usaha yang dilakukan. Dengan begini, Si Buah Hati bisa menjadi pemikir independen, mampu mengatur emosi mereka sendiri, serta menjadi anak yang bahagia dan sukses.
Tak hanya pola asuh anak yang tepat, penting juga untuk mendukung tumbuh kembang serta menjaga kesehatan mental Si Buah Hati dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan baik. Selain memberikan makanan bergizi seimbang, lengkapi juga asupan gizi Si Buah Hati dengan memberikannya susu DANCOW FortiGro dua kali sehari, di pagi hari dan sebelum tidur di malam hari.
DANCOW FortiGro diformulasikan khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi anak usia sekolah 6-12 tahun. Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung gizi untuk dukung imunitas seperti zat besi, zink, Vitamin A, C, dan D; kandungan gizi untuk dukung proses belajar seperti Vitamin B1, B2, B3, B6, serta Omega 6 dan DHA (khusus varian Instant kemasan boks); serta kandungan gizi untuk membantu pertumbuhan seperti protein dan kalsium.
Kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dan juga aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Kini tersedia dalam tiga macam varian yaitu Instant, Cokelat, dan Full Cream.
DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila yang praktis dikonsumsi ketika di sekolah atau dalam perjalanan.
Setelah membaca penjelasan di atas, sekarang coba teliti kembali apakah gaya pengasuhan yang Bunda terapkan selama ini juga termasuk sebagai pola asuh strict parents?